
- Imbauan Kapolres Bojonegoro Pasca Ledakan Bom di Mapolrestabes Medan
- Pasca Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan Polres Bojonegoro Tingkatkan Penjagaan
- Kerja Bakti Di Mako Koramil Tambakrejo
- Aksi Solidaritas BRAKO dan GT RABANT Bagikan Air Bersih
- HUT TNI ke-74 Markas Kodim 0813/Bojonegoro mendapat kejutan
- Kedapatan Minum-Minuman Keras di Tempat Umum 9 Orang di Tindak Polres Bojonegoro
- Ketua Bhayangkari Cabang Bojonegoro Resmikan TK Kemala Bhayangkari 67 di Sugihwaras
- Di Masjid Baitur Rahman Temayang Kapolres Beri Himbauan kepada Masyarakat
- Malam Penganugerahan Juara Bejaff 2019
- Kirab Seni Budaya Dan Apel Penyerahan Bendera Bojonegoro Kampung Pesilat
Bahaya Mendiagnosis Penyakit Lewat Internet
Berita Terkait
Berita Populer
- Bojonegoro East Java Film Festival, Ajang Kompetisi Film Terbaik Jawa Timur
- Malam Penganugerahan Juara Bejaff 2019
- Rapat Koordinasi Ops Aman Suro 2019
- Kapolres : Jamin Keamanan Warga Papua Di Bojonegoro
- HUT Kemerdekaan RI ke-74, Polres Bojonegoro Hias Gapura Dengan Patung Wayang Thengul
- Gubernur Jawa Timur menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Inggris untuk Indonesia
- Cegah Pungli, UPP Saber Pungli Kabupaten Bojonegoro Gelar Sosialisasi di Dinas Perhubungan
- Hari Kemerdekaan RI Ke-74, Polantas Kenakan Baju Ala Pejuang
- Polwan Polres Bojonegoro Lakukan Gerakan Tanam Bambu
- Implementasi Aplikasi Data Mining Di Berbagai Sektor

Apakah Anda mengunjungi "dokter Google" lebih sering dari dokter di klinik? Anda tidak sendiri. Dalam sebuah survei tahun lalu di Amerika diketahui bahwa 35 persen responden mencocokkan gejala penyakitnya di internet dan mendiagnosis dirinya sendiri.
Masih menurut survei yang dilakukan The Pew Research Center's Internet & American Life Project itu, sekitar 41 responden mengatakan diagnosis sendiri itu ternyata dikonfirmasi kebenarannya oleh dokter.
Tetapi, sekitar satu dari tiga responden mengaku tidak pernah pergi ke dokter untuk mencari opini kedua. Malahan, 18 persen responden mengatakan bahwa upaya mendiagnosis sendiri itu ternyata salah ketika ditanyakan ke dokter.
Meski survei yang melibatkan 3.000 responden itu sebenarnya dilakukan untuk mengetahui siapa yang mencari informasi kesehatan secara online, tetapi para profesional medis merasa khawatir dengan tren itu.
"Rata-rata tiap orang mengunjungi empat situs lalu memutuskan ia menderita kanker dan akan segera meninggal. Padahal, di internet banyak informasi yang keliru," kata Rahul K Khare, dokter unit gawat darurat dari Northwestern Memorial Hospital.
Menurut Khare, ia sering menemukan pasien yang hidupnya menjadi penuh kecemasan karena mereka merasa menderita penyakit berat setelah mencocokkan gejala yang dirasakannya dengan informasi di internet. (sumber: kompas.com)
